Skip to main content

Cost of Care: cara efektif tolok ukur biaya rumah sakit

Dengan kenaikan biaya perawatan medis di Indonesia, perusahaan di Indonesia memerlukan cara efektif untuk mengelola cakupan tunjangan kesehatan bagi karyawan, terutama dalam hal biaya rumah sakit guna menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan karyawan sekaligus mengelola risiko tenaga kerja.

Laporan MMB Health Trends 2024 menunjukkan bahwa biaya perawatan medis per orang akan meningkat seperti saat pra-pandemi, dan tingkat tren medis di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan akan mencapai 13%, lebih tinggi dari rata-rata di Asia sebesar 11,4%. 

Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)1 mencatat total klaim asuransi kesehatan sebesar Rp 20,83 triliun hingga Desember 2023 atau melonjak 24,9% dari tahun sebelumnya. Faktor utama pendorongnya adalah inflasi medis yang tinggi, meliputi harga fasilitas kesehatan, biaya perawatan rumah sakit termasuk biaya pelayanan, obat dan berbagai tes kesehatan.

Merujuk data Laporan Cost of Care 2024 dari Mercer Marsh Benefits, ditemukan bahwa penyakit pernafasan (diseases of the respiratory system) adalah kelompok penyakit paling umum terjadi di Indonesia. Diagnosis terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas akut (acute upper respiratory infection) (19%) dan infeksi saluran pernafasan bagian atas lainnya (6%). Terkait dengan biaya, infeksi saluran pernafasan bagian atas akut (acute upper respiratory infection) (57%) merupakan diagnosis yang memiliki biaya tertinggi dalam kelompok penyakit ini, yaitu sebesar 57%. 

Situasi ini menegaskan pentingnya manajemen tunjangan kesehatan karyawan yang lebih teliti, termasuk cakupan asuransi kesehatan, besarnya biaya perawatan medis dan pengobatan rumah sakit. Untuk membantu memahami dan mengelola biaya rumah sakit, berikut ini adalah lima faktor penentu biaya rumah sakit di Indonesia yang perlu Anda ketahui. 

5 Faktor Penentu Biaya Rumah Sakit

1. Diagnosis

  • Biaya medis ditentukan oleh tindakan medis yang dilakukan, dan tindakan ini berdasarkan diagnosis yang ditegakkan.
  • Informasi biaya perawatan medis per diagnosis sangat penting untuk perbandingan biaya antar rumah sakit agar perbandingan bisa dilakukan apple to apple.
  • Pengelompokan diagnosis yang banyak dipakai adalah International Classification of Diseases (ICD) yang dikelola oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu alat diagnostik yang digunakan secara global untuk epidemiologi, manajemen kesehatan dan tujuan klinis.

2. Tipe dan lokasi rumah sakit

  • Salah satu faktor penentu biaya perawatan medis di rumah sakit adalah tindakan atau prosedur apa yang dilakukan untuk merawat suatu diagnosis penyakit. 
  • Tidak semua rumah sakit bisa melakukan semua jenis prosedur, karena bergantung pada teknologi dan peralatan yang dimiliki, serta ketersediaan dokter spesialis yang merawat. Karenanya, pemerintah mengelompokkan rumah sakit ke dalam berbagai kelas, mulai dari Kelas A (tertinggi) hingga Kelas D, berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanannya.
  • Lokasi rumah sakit juga menentukan biaya perawatan medis. Misalnya, rumah sakit di JABODETABEK cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia.

3. Kelas kamar rawat inap

  • Semakin tinggi kelas kamar , semakin tinggi biaya perawatan yang dikenakan oleh rumah sakit. Obat yang sama akan memiliki harga yang berbeda bila diberikan kepada pasien di kelas kamar yang berbeda. 

4. Tipe pengobatan (operasi dan non-operasi) 

  • Diagnosis yang sama dapat memiliki besaran biaya perawatan atau cost of care yang sangat berbeda, tergantung pada apakah kasus tersebut memerlukan operasi atau tidak. 
  • Kasus yang memerlukan operasi akan memiliki biaya perawatan atau cost of care yang lebih tinggi dibandingkan dengan kasus yang masih ringan dan tidak memerlukan operasi.

5. Demografi pasien

Pasien dewasa dan pasien anak-anak akan menerima ragam pengobatan (treatment mix) yang berbeda untuk diagnosa yang sama. Anak-anak umumnya memiliki durasi perawatan yang lebih singkat dan biaya pengobatan yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. 

Cost of Care: cara tolok ukur atas biaya rumah sakit per diagnosis

Cost of Care, layanan inovatif dari Mercer Marsh Benefits (MMB) Indonesia, merupakan cara efektif yang dapat membantu Anda untuk melakukan tolok ukur atas biaya rumah sakit di Indonesia per diagnosis.

Cost of Care memberikan data komprehensif atas informasi biaya perawatan medis rumah sakit di Indonesia secara rinci yang disajikan secara granular – berdasarkan diagnosis, tipe dan lokasi rumah sakit, kelas kamar rawat inap, dan ada tidaknya tindakan operasi. 

Gunakan Laporan Cost of Care untuk:

  • melakukan benchmarking pengeluaran biaya rumah sakit, dan mengetahui gambaran seberapa cukupnya batasan manfaat kesejahteraan karyawan untuk menutup biaya perawatan di rumah sakit.
  • melakukan evaluasi dan penyesuaian program manfaat kesejahteraan karyawan.
  • membantu perusahaan asuransi untuk melakukan audit klaim biaya rumah sakit (closed-file review) dan identifikasi awal apakah klaim yang dibayarkan kelebihan bayar atau tidak. 
  • membantu perusahaan yang mengelola tunjangan kesehatan karyawannya sendiri (self-insured) untuk mengevaluasi apakah biaya yang dikenakan rumah sakit rekanannya, atau yang diajukan karyawan untuk mendapatkan penggantian, adalah biaya yang wajar.
  • memberikan jawaban atas pertanyaan seperti:

- berapa biaya untuk satu kali rawat inap untuk diagnosis tertentu? 

- berapa biaya pengobatan penyakit X di rumah sakit Y untuk kelas kamar Z?

- berapa hari biasanya durasi rawat inap untuk mengobati diagnosis tersebut per satu kejadian?

Contoh ilustrasi data perbandingan dari Laporan Cost of Care:

Informasi lebih lanjut tentang layanan Laporan Cost of Care, hubungi kami dengan mengirim data di bawah ini: